Siapa yang saat ini tidak menggunakan smartphone maupun mengakses internet. Kemajuan teknologi membuat ratusan juta orang di Indonesia dapat saling terhubung satu sama lain. Teknologi juga membuat berbelanja kini semudah klik dan bayar.

Di media sosial, beragam produk seakan menggoda kita untuk berbelanja. Inilah yang disebut dengan digital advertising. Mengutip beritasatu.com, internet membuat promosi dan pemasaran berbagai produk menjadi lebih masif, cepat, dan terarah.

Ini pula yang membuat para pelaku bisnis digital advertising dapat mendulang banyak cuan. Maka tak heran, bisnis ini kerap dilirik oleh investor yang juga tergiur oleh prospek cerahnya.

Pasar yang Begitu Besar

Masih mengutip beritasatu.com, hingga 2018 lalu industri periklanan Indonesia bahkan ada di urutan pertama dalam hal belanja media tertinggi di Asia. Indonesia bahkan melampaui Cina dan Singapura. Pada 2019, total pengeluaran untuk digital advertising pada smartphone tercatat tembus Rp 37 triliun.

Medium yang Terus Berkembang

Di saat Twitter atau Instagram masih efektif sebagai medium mempromosikan dan memasarkan suatu produk, muncul TikTok. Belum lagi aplikasi lain, banyak ruang yang dapat dimanfaatkan untuk mengenalkan sebuah produk kepada para pengguna smartphone. Ini membuat bisnis digital advertising memiliki prospek cerah.

Dukung Pelaku Bisnis Digital Advertising melalui Fundo

Di Fundo, ada banyak pelaku bisnis digital advertising yang melelang surat berharganya untuk mendapatkan tambahan modal kerja. Dukungan modal kerja dari investor sangat dibutuhkan agar bisnis mereka bisa terus berkembang.

Bagi investor, tentu ini merupakan peluang yang tak boleh untuk dilewatkan. Difersifikasi portofolio investasi dengan memberikan modal kerja melalui Fundo merupakan pilihan yang tepat. Selain mendapatkan return yang relatif stabil, risiko bagi investor juga cenderung moderat.