Usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di negeri ini bagaikan pilar penting yang menopang perekonomian negara. Betapa tidak, merujuk data Kemenko Perekonomian, UMKM tercatat menyumbang produk domestik bruto (PDB) setara 8.574 triliun di sepanjang 2021, meski di tengah-tengah situasi pandemi Covid-19. Data ini dilontarkan Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, seperti dikutip antaranews.com pada 3 Oktober 2022.
Triliunan PDB yang disumbangkan UMKM harus ditangkap investor sebagai potensi cuan. Dengan mendukung UMKM yang terbukti kuat menahan terpaan pandemi, tentu imbal hasil yang didapatkan cenderung stabil bila berinvestasi di sektor bisnis yang lain. Yang menjadi pertanyaan, bagaimana cara paling tepat untuk berinvestasi di sektor ini.
Di Fundo, Investor Dapat Berinvestasi Tanpa Dibayangi Risiko Tinggi
Berinvestasi di Fundo berbeda dengan platform lain. Sebab, investor memberikan modal kerja atas surat berharga yang dilelang oleh pelaku UMKM. Modal kerja yang diberikan tidak berbasis bunga, sehingga tidak berisiko tinggi bagi pelaku UMKM maupun investor.
Lain jika berinvestasi melalui platform lain seperti pinjaman online (pinjol). Investor bisa dibayangi risiko tinggi seperti gagal bayar dari pihak pelaku usaha karena bunga yang dibebankan kepada mereka cenderung tinggi. Itupun belum termasuk tambahan biaya yang lain.
Investor Lebih Tenang Jika Berinvestasi di Fundo
Berinvestasi melalui auction financial platform seperti Fundo membuat investor tenang. Sebab, return yang akan didapatkan cenderung stabil dan tidak naik turun secara drastis. Selain itu, investor juga bisa tenang karena platform lelang surat berharga online ini telah teregulasi dengan baik di bawah DJKN, Kemenkeu RI.