INDUSTRI food and beverage (F&B) alias kuliner di Indonesia memiliki prospek yang cerah. Bahkan, banyak pihak meyakini bila bisnis di sektor ini relatif kuat bertahan di tengah berbagai situasi, termasuk pandemi Covid-19. Itu karena pasar yang tersedia di Indonesia begitu besar.

Katadata pada 23 Agustus 2021 menyebut bahwa jumlah usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Indonesia yang bergerak di bidang F&B mencapai 3,9 juta unit. Terbanyak berada di Jawa Barat dengan jumlah 791.435 unit, disusul Jawa Timur dengan jumlah 746.732 unit.

Merujuk data Badan Pusat Statistik (BPS) yang disajikan East Ventures, 24 Juni 2022, industri F&B secara umum mampu bertumbuh 0,2 persen secara year on year (yoy) kendati di tengah pandemi virus korona.

Melansir Kontan, 26 Agustus 2022, sejumlah bisnis F&B pada semester pertama tahun ini mencatatkan pertumbuhan yang cukup signifikan. Sebagian besar di antaranya merupakan waralaba, baik makanan maupun minuman.

PT Fast Food Indonesia, misalnya. Pemilik lisensi restoran KFC ini mampu mencatat laba periode berjalan hingga Rp 32, 6 miliar pada Juni 2022. Capaian ini membalikkan kondisi pada semester pertama 2021, di mana perusahaan mencatat kerugian Rp 76,9 miliar.

Pencapaian-pencapaian ini tak lepas dari kondisi masyarakat Indonesia yang gemar berwisata kuliner. Di sisi lain, kondisi ekonomi juga terus mengalami perbaikan bila dibandingkan tahun pertama dan kedua pandemi virus korona.

Data-data ini layak dijadikan acuan betapa cerahnya prospek usaha F&B di Indonesia. Pintu terbuka selebar-lebarnya bagi investor untuk ikut mewarnai industri ini. Dengan dukungan modal kerja dari para investor, bisnis F&B bisa berkembang lebih pesat lagi.

Di Fundo, investor akan dapat menemukan begitu banyak bisnis F&B. Mereka perlu didukung dengan suntikan modal kerja agar bisa mengembangkan sayap bisnis. Tingkat risiko berinvestasi melalui Fundo juga relatif moderat karena tidak berbasis bunga. Berinvestasi di auction financial platform seperti Fundo juga dijamin keamanan dan kemudahannya.