Layanan paylater alias bayar belakangan ibarat jamur di musim hujan. Semakin banyak financial technology (fintech) yang menawarkan layanan tersebut. Bahkan belakangan, perbankan juga ikut terjun menawarkan layanan paylater.

Sesuai maksudnya, paylater memang bertujuan membantu konsumen mendapat barang yang mereka inginkan dengan cara membayar belakangan. Namun, ketahui dulu risiko di balik kemudahan tersebut. Dilansir dari CNBC pada 9 Mei 2022, layanan paylater juga diiringi risiko bagi para penggunanya.

 

Biaya Pinjaman Rawan Meroket

Tengok saja iming-iming dari para penyedia paylater. Tak sedikit fintech dan penyedia pinjaman online (pinjol) membebaskan biaya administrasi kepada pengguna. Padahal, selain biaya tersebut, ada banyak biaya lain yang harus dibayarkan peminjam.

Inilah yang kerap menjebak banyak konsumen, terutama mereka yang kurang cermat. Karenanya, perhatikan dengan cermat segala syarat dan ketentuan, termasuk hak dan kewajiban. Jangan sampai kita termakan iming-iming kemudahan membayar belakangan, tapi malah bikin keuangan kita boncos.

 

Paylater Mendorong Perilaku Konsumtif

Ini juga jebakan yang harus diperhatikan konsumen paylater. Bila kita berhasil melunasi kewajiban pembayaran dengan baik, maka penyedia jasa akan membujuk kita untuk meminjam uang lagi. Caranya dengan menaikkan limit paylater kita menjadi lebih tinggi.

Dengan limit yang lebih tinggi, tentu kita akan lebih mudah tergoda untuk terus berbelanja. Bahkan untuk barang yang tak produktif atau kurang kita butuhkan sekalipun.

 

Membuat Kita Ketergantungan

Selain membuat kita lebih konsumtif, paylater juga dapat berdampak buruk terhadap psikologis kita. Mungkin pertama kita menggunakan paylater untuk keprluan mendesak. Namun setelah itu, kita akan terus tergoda menggunakan paylater untuk keperluan yang lain.

 

Puncak Risikonya Adalah Gagal Bayar

Inilah risiko paling berbahaya dari paylater. Semakin kit bergantung dengan layanan ini, maka kita akan terus dan terus tergoda. Bila tidak terkontrol, pinjaman kita bisa melebihi kemampuan finansial kita.

Sekali telat membayar, kita akan dikenakan denda. Jika semakin telat, tentu denda yang harus dibayarkan akan semakin besar. Alhasil, kita terancam gagal melunasi utang-utang tersebut. Debt collector pun akan menghantui hari-hari kita. Bahkan, bukan tak mungkin mereka meneror orang terdekat atau kantor tempat kita bekerja.

 

Lebih Baik Dongkrak Pendapatan

Alih-alih menggunakan paylater, kenapa tidak berusaha menaikkan pendapatan dengan berinvestasi. Toh tujuannya sama, yakni mendapatkan sesuatu yang kita inginkan. Namun perlu diingat, pilih instrumen investasi yang tidak berisiko tinggi. Contohnya auction financial platform.

Dengan berinvestasi di plaftorm lelang online seperti Fundo, kita  isa mendapat keuntungan yang stabil. Selain itu, risiko investasi di platform ini juga relatif moderat. Selain mudah diakses kapan dan di mana saja, Fundo juga aman karena teregulasi dengan baik di bawah Kemenkeu, DJKN.