Industri kopi dalam negeri bertumbuh secara pesat selama milenium ini. Aktivitas ngopi saat ini tak lagi lekat dengan warung kecil yang menjual seduhan dari kopi sachet. Kedai dan kafe terus bermunculan, tak hanya di kota-kota besar. Mereka menjajakan kopi racikan yang di-blend dengan teknik dan resep masing-masing.

Saat ini, bisa dikatakan kedai maupun kafe kopi kian menjamur di berbagai daerah. Melihat tingginya persaingan tersebut, apakah bisnis kopi masih menjanjikan? Data-data yang dilansir dari Katadata.com di bawah ini setidaknya bisa memberikan gambaran untuk menjawab pertanyaan tersebut.

Perkebunan Kopi Produktif

Merujuk Katadata.com, produksi kopi dalam negeri tembus 773 ribu ton pada akhir 2020 lalu. Mayoritas perkebunan kopi tersebar di berbagai daerah di Sumatera, dengan sumbangsih sebesar 514 ribu ton atau setara 71 persen produksi kopi nasional. Sumatera Selatan menempati posisi teratas, disusul Lampung dan Aceh.

Angka-angka tersebut dapat menjadi gambaran, bahwa bahan baku kopi yang nikmat tersedia cukup banyak setiap tahunnya. Bahkan, tak hanya mencukupi permintaan dalam negeri, kopi-kopi dari petani Indonesia juga kerap diekspor untuk kedai-kedai internasional.

Konsumsi Kopi Terus Meningkat

Hampir semua orang suka atau minimal pernah “ngopi” sebutan untuk kegiatan minum kopi. Aktivitas ngopi seakan membudaya, mengiringi keseharian setiap masyarakat. Misalnya, ngopi di pagi hari, ngopi saat meeting bersama client, atau ngopi di sore hari sepulang kerja di teras rumah. Selain dapat dinikmati sendiri, juga bisa dinikmati bersama kolega ataupun orang terdekat.

Maka jangan heran bila konsumsi kopi meningkat. Berdasarkan data Katadata.com, pada awal milenium ini konsumsi kopi per tahun di Indonesia mulanya hanya 2 juta kantong, dengan asumsi per kantong 60 kilogram. Di tahun 2016, konsumsi naik menjadi 4,6 juta kantong per tahun.

Melansir Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementan, konsumsi kopi tumbuh sekitar 8,22 persen per tahun mulai 2016 hingga 2021 lalu. Secara kumulatif, pertumbuhan konsumsi kopi nasional mencapai 276 ribu ton, atau setara 10,54 persen, juga dalam kurun waktu lima tahun terakhir.

Bila menilik data-data di atas, maka bisa diambil kesimpulan bahwa bisnis kopi sejatinya masih menjanjikan. Namun, untuk bisa survive di tengah persaingan industri kopi yang ketat ini, pengusaha dituntut untuk kreatif. Produk kopi yang dijual harus berbeda dari kebanyakan. Baik dari segi rasa, kemasan, maupun pengalaman yang ditawarkan kepada para penikmat kopi.