Shares

Tahun lalu, publik dikejutkan dengan pengumuman besar Gojek dan Tokopedia. Kedua raksasa startup di bidang teknologi itu mengumumkan rencana merger menjadi satu entitas bisnis bernama GoTo. Rencana itu sontak menjadi berita besar di kancah perekonomian nasional, mengingat valuasi kedua perusahaan yang bernilai sangat besar.

Mengusung moto ‘Go Far Go Together’, GoTo berencana menggabungkan semua lini usaha dari kedua perusahaan. Nantinya, GoTo akan memiliki layanan e-commerce, logistik, transportasi hingga keuangan. Pihak kedua korporasi mengklaim telah mendapat dukungan dari seluruh investor.

Dilansir dari CNBC Indonesia, GoTo akan memiliki valuasi hingga mencapai USD 17 miliar. Dengan asumsi kurs Rp 14.500, maka nilai GoTo dalam rupiah mencapai Rp 246,5 triliun. Kapitasi pasarnya bahkan akan melebihi market cap PT Astra International yang notabene merupakan salah satu investor dari Gojek dan Tokopedia.

Diprediksi Mencetak Sejarah IPO

Digadang-gadang akan menjadi perusahaan publik, GoTo kabarnya akan menggalang dana dengan listing di bursa saham. CNBC memprediksi GoTo akan melepas sekitar 20 persen sahamnya. Menurut perkiraan CNBC, initial public offering (IPO) GoTo bakal dengan mudah menghimpun dana USD 3,4 miliar atau setara Rp 49,3 triliun!

Jika ini terjadi, maka GoTo akan mencetak rekor IPO terbesar di sepanjang sejarah pasar modal tanah air. Pencapaian itu bakal mengalahkan rekor pendanaan yang dihimpun PT Adaro Energy Tbk kala IPO 2008 lalu. Saat itu, emiten yang mengusung nama ADRO itu menghimpun dana Rp 12 triliun.

Calon Penguasa Bisnis Digital

Jika melihat layanan yang dimiliki Gojek dan Tokopedia, jelas bahwa rencana merger kedua startup itu adalah untuk memperkuat dominasi mereka di pasar masing-masing. Melalui langkah merger tersebut, GoTo akan memiliki sebuah super app lengkap yang berisikan layanan transportasi, keuangan, serta e-commerce.

Dengan layanan selengkap itu, GoTo akan memiliki jumlah pengguna hingga lebih dari 100 juta. Bahkan, nilai yang akan dihasilkan GoTo akan setara 1,7 persen dari output perekonomian nasional. GoTo juga diprediksi CNBC akan menguasai setengah dari ekonomi digital di Indonesia. Sebagai gambaran, pada 2020 lalu Gojek dan Tokopedia bernilai USD 22 miliar, setengah dari ekonomi digital Indonesia di tahun tersebut yang senilai USD 44 miliar.

Lahirnya GoTo akan membuka babak baru persaingan ekonomi digital di Indonesia. Cepat atau lambat, para pesaing Gojek dan Tokopedia seperti Grab, Shopee atau Bukalapak tentu tak akan tinggal diam. Berinovasi, atau kalah dalam persaingan sengit di industri yang memiliki prospek cerah ini.